Minggu, 15 November 2015

Gairah Terlarang (Deni & Bibi Bibinya Di Garut) – Part 2

Akhirnya Bi Ratna mulai mendekat dan berlutut dekat Deni, tangannya yang halus mulai menyentuh kont01nya, lama ia menyentuh dan hanya menggenggamnya, mungkin sedang menghayati terlebih dahulu, mungkin sudah terlalu lama dia tidak melihat kemaluan lelaki. Deni merasakan tangan bibinya sangat halus sekali, membuat kont01nya tambah keras. Tak berapa lama tangannya mulai mengocok kont01 Deni, dan Deni merasa nikmat sekali, apalagi sambil menikmati kocokan bibinya, Deni bisa melihat belahan teteknya dengan jelas.
”Ughhh….enak bi, Deni senang banget nih…”
”Sudah kamu nikmati saja….”
Sambil mengocok kont01 Deni, matanya nampak terus memandangnya, sesekali Deni lihat bibinya meneguk ludahnya, sepertinya sedang ragu mau memutuskan sesuatu, Deni tidak mau kehilangan moment ini, segera mengeluarkan jurus muslihatnya yang level paling tinggi.
”Biii….kalau cuma bibi yang lihat punya Deni, nggak adil nih….”
”Apa maksud kamu,Den…kamu mau lihat m3mek bibi, nggak ah…nggak boleh.”
”Ya bibi, curang deh…kalau memang nggak boleh, boleh nggak Deni melihat dan memegang tetek bibi saja, Cuma tetek bibi saja, terus terang Deni suka sekali melihatnya, bahkan kont01 Deni ngaceng begini karena melihat tetek besar bibi terus di balik kutang bibi…boleh ya bi…”
Kulihat bibi terus mengocok kont01ku, raut wajahnya seperti sedang berpikir, antara mengijinkan atau tidak…Dan memang Ratna sedang bergelut sama batinnya…ragu tapi juga terbakar gairah…ya sudahlah akhirnya memutuskan, remaja baru gede seperti keponakannya, melihat tetek saja juga sudah puas…cuma tetek saja tak masalah. Lalu setelah beberapa lama, bibinya berdiri dan duduk di samping Deni, tangannya mulai menurunkan kutangnya….dan terpampanglah kedua teteknya yang besar dengan indah di hadapan Deni, kont01 remaja tanggung itu langsung berdenyut. Deni hanya memandanginya saja, sementara bibi kembali mengocok kont01 Deni.
”Tuh sudah lihat kan, kok bengong doang…kalau mau pegang ya pegang saja Den, bibi nggak marah kok.”
”I…ii..iya, Bi….”
Dengan tangan gemetar Deni mulai meremas kedua tetek besar itu, ranum, rasanya empuk dan nyaman, jarinya mulai memainkan pentilnya, lama kelamaan pentilnya makin mengeras dan membesar, kocokan bibi Ratna mulai terasa cepat.
”Bi…Deni boleh hisap pentilnya nggak…???”
Bibi tak menjawab, hanya mengangguk saja, nggak terlalu masalah dengan permintaan keponakannya. Setelah menghisap pentil, nanti juga anteng pikir Ratna. Deni segera mendekatkan mulutku ke tetek bibinya, lidahnya mulai mengulum dan memainkan pentil tetek bibinya, menikmati betul moment pertamanya merasakan tetek wanita. Lalu dia mulai menghisap pentilnya, bergantian kiri dan kanan…lama kelamaan Ratna mulai menggeliat dan gelisah…
”Den…Ughh…Den, aduh…bibi mau kasih sesuatu yang enak ke kont01 kamu, kamu nikmati saja ya…sudah kepalang tanggung, nambah ini sedikit nggak masalahlah…lagipula pegel tangan bibi dari tadi ngocokin kont01 kamu, belum ngecret juga.”
Lalu bibi mulai merendahkan kepalanya, otomatis Deni menghentikan hisapannya pada pentil bibinya. Deni sebenarnya sudah tahu apa yang akan dilakukan bibinya, sudah sering melihatnya dalam film bokep yang sering ia tonton….namun merasakan untuk pertama kalinya tentu saja membuatnya berdebar….., Deni merasakan lidah bibinya mulai menjilati kepala kont01nya, geli tapi enak, sesekali lidahnya menjilat lubang pipisnya. Lama bibinya menjilati kepala kont01nya, tangannya membelai biji peler keponakannya ini, lalu lidahnya mulai menjilati batang kont01 Deni, ketika akhirnya mulutnya mulai mengulum dan menghisap kont01nya, tanpa sadar Deni mendesah…tangannya meremas rambut bibinya. Gilaaaaa….lemas rasanya lutut Deni, seluruh sendi terasa lepas, enak sekali ia rasakan saat kont01nya dikulum dan dihisap oleh mulut manis bibi Ratna. Sesekali dirasakan pangkal kepala kont01nya bersentuhan dengan bibir hangat bibinya, merem melek Deni menahan rasa geli – geli nikmat ini. Bi Ratna dengan semangat dan rakusnya melumat habis kont01 Deni dengan mulutnya. Mimpi apa Deni..bisa merasakan kenikmatan pertama di-oral bersama bibinya yang cantik dan bahenol ini
.
Setelah beberapa lama bi Ratna menghentikan kesibukan mulutnya, ia segera duduk dan menatap Deni, ekspresi wajahnya fifty – fifty, sebagian agak canggung buat ngomong, tapi juga sebagian lainnya penuh gairah dan rasa penasaran….. ..
”Den, sudah kepalang tanggung, bibi memang sudah lama nggak merasakan barang lelaki, kamu mau kan bantu bibi. Kamu belum pernah ngerasain begituan kan..? Makanya bibi mau kamu ngeluarin pertama kali di dalam m3mek bibi. Bibi pakai alat KB, belum bibi lepas,jadi nggak masalah. Eh..kalau kamu belum tahu caranya, jangan khawatir, nanti bibi akan bimbing kamu.”
”I…iii..iya bi, kalau sama bibi, Deni justru merasa senang dan bahagia, nggak bakalan nyesal. Kalau Deni masih bego, maklumin saja ya bi..”
”Ah…nanti juga pintar. Umumnya sih kalau dari pengalaman, juga cerita banyak teman bibi, kalau perjaka awalnya suka cepat keluar, tapi nggak tentu, ada juga yang alot, lama keluarnya. Itu bukan masalah, yang namanya pertama pasti masih tegang, masih terlalu nafsuan, nanti juga biasa. Sini kemari….bantu bibi buka pakaian bibi.”
Deni segera membuka kaosnya, sangat penuh luapan kegembiraan dan penasaran…Deni sudah lama mau melepas keperjakaannya, tapi kini saat akhirnya siap melepasnya, ternyata moment itu sama bibinya yang aduhai ini…grogi dab tegang campur penasaran bercampur satu. Deni lalu membantu bibi Ratna melepaskan kutangnya, lalu bibinya berdiri, ia bantu melepas kainnya, terlihat celana dalamnya, Deni bengong menatapnya, bibi ratna tersenyum dan menyuruhnya melepaskannya. Memang semalam ia sudah melihat m3meknya, namun sekarang melihatnya sedekat ini, mengethui sebentar lagi ia bebas melakukan niatnya dan juga saat bibinya tak tertidur jauh lebih mengasyikkan, indahnya…lalu bibi menarik tangannya ke arah kamar tempat Deni tidur, mungkin dia lebih nyaman melakukannya di tempat tidur daripada di sofa. Sesampainya di kamar bibi segera berbaring, Deni hanya berdiri saja menyaksikan tubuh telanjang bibinya yang sangat indah dan mempesona.
”Ayo sini, kamu naik dong, Den. Tadi kan semangat betul, kok sekarang banyak bengong..? Kamu lihat m3mek bibi kan..? Nah…, ayo arahkan mulutmu ke situ, nanti bibi kasih tahu…”
Dengan cepat Deni segera naik, masih rada kurang pede, bibi mulai merenggangkan kakinya, mempertontonkan m3meknya yang dihiasi bulu jembut yang lebat, belahan m3meknya nampak jelas dan rapat, mungkin karena sudah lama nggak diterobos barang lelaki. Mata Deni terpaku menyaksikannya.
”Den, sekarang kamu mainin m3mek bibi sama mulut dan lidah kamu, perempuan akan senang kalau lelaki memainkannya.”
Tangannya mula – mula mengelus dan membelai bulu jembutnya, terasa tebal dan kesat, sesekali ia menarik bulu jembut itu perlahan, nyamannya, lalu jarinya mulai mengusap permukaan luar m3meknya. Tebal juga m3mek bi Ratna, belahannya panjang dan rapat. Deni meneguk ludahnya…kont01nya sudah ngaceng sekeras batang kayu.
”Sekarang gunakan jarimu, lebarkan m3mek bibi..kamu bisa gunakan lidahmu untuk menjilatinya”
Deni mulai mengikuti bimbingan dan arahan bibinya, jarinya mulai melebarkan belahan m3meknya, merenggangkannya, nampaklah lobang m3meknya yang berwarna pink rada kemerahan menggoda, Deni mendekatkan mulutnya ke arah sana, hidungku mencium aroma wangi yang enak, sangat natural dan menggelitik saraf – saraf sensualnya. Ia mulai memainkan lidahnya menjilati seluruh bagian dalam dan juga lobang m3mek bibi Ratna.
”Aahhh…ya…betul begitu, nah…dekat atas lobang m3mek bibi, ada tonjolan daging sebesar biji kacang, itu it1l bibi, kamu mainkan dengan lidahmu, bibi akan merasa enak sekali kalau kamu memainkannya.”
Deni mulai mencari tonjolan enak milik bibi, lalu lidahnya mulai menjilatnya, memainkannya, memulasnya ke atas bawah, kiri kanan, pinggul bibi mulai bergoyang, mulutnya mengerang dan mendesah nikmat. Secara naluriah, tangan Deni mulai beraksi, jarinya mulai menusuk – nusuk lobang m3meknya…
”Sssshh…Aaaahhh…Yaaaa..pin teeeerrr juga kamu….Deeeennn….Hhhhh”
Makin senang Deni mendengar bibi Ratna memujinya, PeDenya bertambah, tangan bibi mulai menjambaki rambutnya, sedang Deni makin bersemangat menjilati it1lnya, jarinya makin leluasa keluar masuk di dalam lobang m3mek bibinya yang sudah basah, makin tercium aroma yang khas sekali, yang belum pernah ia rasakan dengan indra penciumannya sebelum ini, aromanya enak sekali di hidung. It1l bibinya makin mengeras dan mudah sekali dimainkan oleh lidahnya, lama Deni memainkannya sesuka hatinya, sesekali bibirnya menarik lembut memainkan it1l bibi Ratna, juga masih asik menyodokkan jarinya di lobang m3mek bi Ratna. Bibi hanya mendesah dan merintih penuh gairah, pantatnya sesekali ikut bergoyang, Deni nggak bosan, ini pengalaman pertamanya, dan ia menyukainya….ketika akhirnya Deni merasakan desahan bibinya makin kuat, dan badan bibinya mulai bergetar, pantat bi Ratna sedikit terangkat, tubuhnya mengejang kuat…tak lama m3meknya menyemburkan cairan hangat, Deni merasakan jarinya sedikit hangat juga lengket.
”Duuhhh…enaknya sudah lama rasanya bibi nggak merasakan nikmat ini. Den, bibi rasa buat urusan lidah, kamu bakalan cepat mahir. Sekarang kamu coba masukkin kont01 kamu ke m3mek bibi, nikmatnya bakalan luar biasa, percayalah. Karena ini pengalaman pertama kamu, nggak usah khawatir, lumrah kalau cepat keluar…nanti juga terbiasa.”
”Ba..Baik bi…, bantu Deni ya…”
Deni lalu mulai memposisikan diri di atas tubuhnya, satu tangan bibi mulai melebarkan lobang m3meknya, sedangkan satu tangannya lagi mengenggam kont01 Deni, membimbingnya menuju ke arah yang benar. Percobaan pertama agak meleset….lalu akhirnya…Blessss…kont01nya mulai terbenam ke dalam lobang nikmatnya, ketika akhirnya seluruhnya masuk, badan bi Ratna nampak bergetar kuat. Deni melihat wajah bibinya seperti wajah orang haus yang baru saja menemukan air. Deni hanya diam dulu merasakan kenikmatan saat pertama kali kont01nya memasuki m3mek wanita, terasa hangat dan nyaman. Sulit dia mengungkapkan perasaannya saat itu. Yang dia tahu bibi mulai menyuruhnya memompakan kont01nya, Deni mengikuti petunjuknya, konsentrasinya saat itu hanya tercurah pada pompaannya, belum terpikir untuk melakukan hal sambilan lainnya seperti menghisap teteknya, hanya focus pada pompaannya…maklum masih pemula. Deni juga belum pandai mengatur ritme…memompa sekuatnya dan secepatnya, memang m3mek bibinya terasa sempit dan mencengkram, membuat kenikmatan tiada tara pada kont01nya…
Tidak sampai 2 menit Deni merasakan klimaks pertama kalinya pada lobang m3mek wanita. Sangat spesial bagunya karena wanita itu adalah bi Ratna.
Dia hanya mampu terkulai lemas di atas tubuh bibinya. Masih diam menikmati sensasi yang baru dirasakan. Bibi hanya membelai – belai punggungnya. Tidak berapa lama, dia cabut kont01nya dan berbaring di sampingnya.
”Bi…maaf ya, Deni cepat selesainya…”
”Nggak apa Den, justru itu normal, tadi kan bibi sudah bilang, kebanyakan orang memang akan cepat keluar saat pertama kalinya, karena memang belum terbiasa. Nantinya pasti akan lain.”
”Bi…Deni senang sekali, bahkan bahagia karena pengalaman pertama Deni bisa melakukannya sama bibi, akan jadi kenangan indah banget buat Deni.”
”Bibi juga Den, syukurlah kalau Deni senang karena memilih bibi sebagai wanita pertama bagi Deni untuk melakukan ini. Bibi memang sudah lama nggak melakukannya, saat melihat barang kamu, jujur saja m3mek bibi berdenyut, mungkin merasa ketemu lawannya. Bibi sempat bimbang, tapi karena kamu keponakan bibi, bibi justru merasa nyaman dan aman. Biarkan ini menjadi rahasia kita berdua ya.”
”Bi…???”
”Iya Den…kenapa…??”
”Deni ngaceng lagi…..mau masukkin lagi…”
Akhirnya malam itu Deni kembali meneruskan pelajarannya, sampai 4 ronde, sudah makin pandai dan terkontrol. Setelah selesai bibinya kembali ke kamarnya. Deni kini sendirian, masih lemas sekali, tenaganya terkuras habis. Meski begitu sangat bahagia….gilaaaa, keputusannya buat tetap tinggal di kampung, sangat menguntungkannya. Tak menyesal ia hilang keperjakaannya untuk wanita semenawan bi Ratna. Deni karena lelah segera tertidur dengan senyum amat manis menghiasi bibirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar